top of page

A Children's Book For Grown-up


Title : The Little Prince

Writer : Antoine de Saint-Exupéry

translated by Irene Testot Ferry

Publisher : Wordsworth Classics

Price : a birthday gift from beloved friend

Tania Dwi Ayuningtyas

Rate : 4/5

Look at the sky. Ask yourselves: Has the sheep eaten the flower, yes or no? And you will see how everything changes....

And no grown-ups will understand why its is so important!.

(chapter twenty-seven, 107)

"A classic tale of equal appeal to children an adults".

Seorang Pilot yang terdampar di Gurun Sahara berjumpa dengan seorang ana laki-laki (Little Prince) yang memintanya untuk menggambar sebuah domba.


Malam pertama ia terdampar jauh dari peradaban manusia, di pagi harinya dia terbangun oleh suara yang terdengar aneh "Please, .. draw me a sheep". Ia melihat ke sekelilingnya dan mendapati seorang anak laki-laki yang memandangnya dengan serius. Dalam keadaan bigung, ia pun menggambarkan sebuah domba untuk anak itu. Beberapa kali ia harus mengulang gambarnya. Gambar pertama domba yang digambarkan terlihat seperti domba sakit, gambar ke dua domba yang dia gambarkan terlihat tua. "I want a sheep that will life for a long time" kata Little Prince. Sang Pilot hampir kehabisan kesabaran, ia tetap mengikuti keinginan si anak tersebut akhirnya ia menggambar sebuah kotak dan berkata "domba yang kamu inginkan ada di dalam kotak ini". Tak disangka ternyata Little Prince terlihat sangat senang melihat gambar ke tiga tersebut, karena memang itu yang ia inginkan.



Kisah ini pun di mulai. .....

Ketika ia menggambar seekor domba di dalam sebuah kotak, sang Pilot teringat dengan gambar masterpiece-nya a boa constrictor swallowing an animal saat ia masih kanak-kanak, namun tak ada seorang dewasa pun yang mengerti dengan apa yang ia gambar. Ia dinasehati agar menyerah menggambar dan lebih baik belajar geografi, sejarah, aritmatik dan bahasa.

Kekecewaannya atas gambar yang ia buat. sejak saat itu di umur 6 tahun, ia mulai menyerah membayangkan dirinya menjadi seorang pelukis dan akhirnya ia memilih menjadi seorang pilot.


Sang Pilot menghabiskan masa - masa terdamparnya bersama dengan Little Prince. Cerita tentang planet asal Little Prince, perjalannnya menuju beberapa planet lainnya hingga ia terdampar di bumi dan akhirnya Little Prince pergi meninggalkan Sang Pilot membawa kertas yang ia gambar.


Pertemuannya dan Little Prince menyadarkan dia akan arti sebuah kehidupan.


We're not life for living. We may also grow up but we never enjoy our moment.

We work night and day, seeking for money. We count it as a happiness, but it doesn't.

We looking for something that we do not know what we are looking for.

Then we lost our direction.


Grown-ups like figures. When you talk to them about a new friend, they never ask questions about essential matters. They never say to you: "What does his voice sound like?" "What games does he prefer?" "Does he collect butterflies?" They ask you: "How old is he?" "How many brothers does he have?" "How much does he weigh?" "How much money does his father earn?" It is only then they feel they know him.( Chapter 4, 21-22)



We always forget that we live for.

Buku ini sekilas mengingatkan kembali bagaimana memandang kehidupan penuh kebijaksanaan dan sederhana. Setiap perjalanan Littele Prince sarat akan makna, sang penulis menyisipkan pembelajaran itu dengan indah. Bagaimana kita melihat suatu permasalahan yang terkadang penyebabnya adalah hal- hal kecil namun kita abaikan hingga menjadi besar seperti tanaman baobabs, "before they grow so big, the baobabs start out by being little". ketika kita membiarkannya boababs akan tumbuh dan memenuhi seisi planet hingga menyebabkna planet itu meledak. Kisahnya sang pilot mengenai gambarnya memberikan cerminan agar kita bisa melihat segala hal dalam berbagai perspektif.


Dan part yang paling saya sukai di buku ini ....


"Now here is my secret. It very simple. It is only with one's heart that one can see clearly. What is essential is invisible to the eye."

Antoine de Saint-Exupéry mendedikasikan bukunya ini untuk sahabat masa kecilnya Leon Wort.

All grown-ups were children once-although few of them remember it.

To Leon Werth When He Was a Little Boy


So, Thanks my beloved Tania, It's a wonderful gift!




©2018 by aufklarung. Proudly created with Wix.com

bottom of page