top of page

An Allegory to Find a Wisdom - Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas


Judul buku : Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas

Pengarang : Eka Kurniawan

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan Ke 7 – Desember 2017

Tebal : 243 halaman

Harga buku : Rp. 75.000,- (2018)

Rate : 4.5/5

Gambar yang berbeda dengan kebanyakan truk, sebab di sana hanya ada seekor burung yang tampak tengah tertidur pulas , nyaris menyerupai burung mati. dan yang lebih disukai si bocah adalah tulisan di atas gambar si burung tidur, berbunyi "seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas".(hal 138)

Siapa yang tidak tahu Ajo Kawir, Petarung hebat tak terkalahkan seseorang yang berhasil membunuh Si Macan. Hal tersebut tidak membuatnya menjadi seorang yang sombong, banyak di kalangan para sopir truk yang segan bahkan ada yang ingin menjajal kemampuannya. Namun perjalanan hidupnya membuat dia menjadi seorang yang lebih bijaksana. Si Burung yang tertidur mengajarkannya makna sebuah kebijaksanaan.

"Kemaluan bisa menggerakan orang dengan biadab. Kemaluan merupakan otak kedua manusia, seringkali lebih banyak mengatur kita daripada yang bisa dilakukan kelapa".

"Tapi kemaluan bisa memberikanmu kebijaksanaan. itu yang kupelajari dari miliku".

(hal-126)

Burung yang tertidur itu bermula dari suatu peristiwa di malam itu. Dua bocah "Si Tokek dan Ajo Kawir" melihat melalui lubang jendela , dua orang polisi memerkosa Rona Merah si perempuan gila. Sejak saat itu seekor burung memutuskan untuk tidur panjang.

‘Burung’ Ajo Kawir tidak bisa bangun. Bagaimanapun ia berusaha membangunkannya dengan segala cara, membalur Si Burung dengan potongan cabai hingga membiarkan lebah menyengatnya. Tak peduli di tengah kehidupan yang keras dan brutal Namun Sang Burung tetap terlelap.

Kompensasi atas kejadian tersebut menjadikan Ajo Kawir di kehidupan remajanya menjadi seorang yang gemar berkelahi dan mencari masalah. Ia sudah mulai menyerah dengan kelakuan si burung yang enggan bangun, hingga cinta merubah segalanya.

Si Tokek berpikir kita tak bisa menghentika seseorang dari jatuh cinta. Bahkan orang yang jatuh cinta itu sendiri. Jatuh cinta seperti penyakit, ia bisa datang kapan saja, seperti kilat dan geledek dan bisa tanpa sebab apapun. Bahkan ketika tidak ada alasan untuk tidak jatuh cinta, seperti yang dialami Ajo Kawir, cinta menjadi sesuatu yang terelakan.

(hal. 64)

Upaya melupakan kisah cintanya menjadikan ia sebagai seorang petarung yang semakin brutal. Hingga ia menerima tawaran untuk membunuh Si Macan. Apadaya cinta oh cinta membuat ia berdamai dan menerima perlakuan si burung terhadapnya yang tak mau kompromi sedikitpun dan akhirnya ia memutuskan untuk mencintai dan dicintai. Ternyata kisah hidupnya tidak berhenti semudah dan seindah itu. Konflik cintanya menjadi semakin rumit tetap dengan keadaan si burung yang tertidur lelap, enggan untuk dibangunkan.

Novel yang cukup vulgar bukan sekedar bacaan ringan yang menggiring imajinasi liar. Lebih dari itu, sekilas membaca judulnya "Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas" awalnya saya menerka apa sebenarnya cerita novel ini. Berlogo 21+ dengan beberapa testimoni yang menggugah hasrat untuk lekas membacanya. Setelah mulai membacanya dan masih bertanya apa hubungannya burung tidur dengan rindu dan dendam.

Kisah si burung tertidur lelap merupakan alegori tentang kehidupan dan realitas serta pesan moral yang disampaikan Eka Kurniawan dikemas sepanjang ceritanya. "Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas" semacam pesan tersirat dalam perjalanan si burung yang terlelap sebagai alegori dari definisi kehidupan yang damai dan bahagia.

Para pengambil hikmah pasti akan sangat menyukai novel ini.

"A complete package to find a wisdom of meaningful life" :))

©2018 by aufklarung. Proudly created with Wix.com

bottom of page